Kamis, 26 Februari 2015

Akuntansi Pendapatan

Pendapatan

Pembahasan dalam konsep pendapatan adalah masalah definisi dan pengakuan. Masalah definisi pendapatan akan dibedakan dan dipisahkan dengan masalah pengakuan pendapatan, karena objek yang masuk dalam definisi pendapatan tidak dengan sendirinya dapat diakui sebagai pendapatan dan terfleksi dalam statemen keuangan.  Prosedur pengakuan merupakan prosedur teknis yang diwujudkan dalam bentuk kebijakan perusahaan.
Dari berbagai definisi yang dikemukan oleh beberapa pakar, maka dapat disimpulkan karakteristik dasar yang membentuk definisi pendapatan yaitu adanya kenaikan aset dan operasi utama berlanjut. Terdapat perbedaan pendefinisian antara pendapatan dan untung, dalam Suwardjno disebutkan bahwa FASB membatasi pengertian pendapatan hanya untuk kenaikan aset yang berkaitan dengan operasi utama atau sentral. Transaksi  yang membedakan pendapatan dengan untung adalah peripheral (incidental), adanya transfer non timbale balik, penahanan aset dan faktor lingkungan. Pembedaan tersebut hanya dimaksudkan untuk kepentingan penyajian pendapatan atas dasar sumbernya, daripada membedakan secara tegas karakteristik pendapatan dan untung.
Pengakuan pendapatan adalah pencatatan jumlah rupiah secara resmi ke dalam sistem akuntansi, sehingga jumlah tersebut terefleksi dalam statemen keuangan. Secara konseptual pendapatan hanya dapat diakui jika memenuhi kualitas keterukuran dan keterandalan. Keterukuran diukur dengan jumlah penghargaan sepakatan produk, ketika telah benar-benar selesai diproduksi dan benar-benar terjual. Keterandalan berkaitan dengan masalah apakah jumlah penghargaan sepakatn roduk tersebut objektifdan dapat diuji kebenarannya. Untuk itu perlu adanya kriteria kualitas informasi yang menjadi pengakuan pendapatan yaitu pembentukan pendapatan dan realisasi pendapatan. Pembentukan pendapatan adalah pendapatan dianggap sudah terbentuk seiring dengan berjalannya operasi perusahaan, walaupun belum terjadi penjualan. Proses operasi perusahaan meliputi kegiatan produksi, penjualan dan pengumpulan piutang. Realisasi pendapatan terjadi pada saat terjadi kepepakatan dengan pembeli untuk membayar produk, baik produk yang telah selesai atau yang belum selesai sama sekali.


Terdapat dua kriteria pengakuan pendapatan yang harus dipenuhi yaitu terrealisasi atau cukup pasti terrealisasi dan terbentuk. Pendapatan dikatakan terrealisasi atau cukup pasti terrealisasi apabila produk telah terjual atau ditukarkan dengan kas atau klaim atas kas. Pendapatan dapat dikatakan telah terbentuk, apabila perusahaan telah melakukan secara substansial kegiatan untuk dapat memperoleh manfaat atau nilai yang melekat pada pendapatan.

Berkaitan dengan pendapatan sebagai fungsi kegiatan produksi terdapat masalah yang berkaitan dengan akresi, apresi, potongan tunai dan penghematan kos. Akresi adalah pertambahan nilai akibat pertumbuhan fisis atau proses alamiah lainnya. Secara defisional akresi merupakan pendapatan karena merefleksikan kenaikan aset dan berkaitan dengan operasi utama perusahaan.  Tetapi jumlah kenaikan tersebut tidak dapat diakui sebagai pendapatan karena criteria realisasi belum dapat terpenuhi. Apresi adalah selisih nilai pasar wajar aset perusahaan dengan kos. Apresi kurang memenuhi pengertian pendapatan karena tidak berkaitan langsung dengan operasi perusahaan tetapi lebih berkaitan dengan kondisi pasar. Selain itu apresi tidak dapat diakui sebagai pendapatan bukan merupakan transaksi dan pengukurannya bersifat sangat subjektif. Potongan tunai dan keringanan dalam pembian barang atau jasa bukan merupakan pendapatan, melainkan pengurang kos dan penghematan kos aset yang diperoleh. Penghematan kos yang terjadi akibat pembelian bukan merupakan laba walaupun mempunyai pengaruh terhadap laba neto yang akhirnya terealisasi.
Prosedur pengakuan pendapatan biasanya terdapat dalam buku pedoman akuntansi, untuk menentukan kegiatan internal yang dapat dijadikan tanda atau pemicu pengakuan pendapatan. Terdapat beebrapa kaidah pengakuan pendapatan diantarnya adalah pendapatan diakui pada saat kontrak penjualan,  selama proses produksi secara bertahap, pada saat produksi selesai, pada saat penjualan, dan pada saat kas terkumpul.
Penyajian pendapatan dalam statemen laba rugi, istilah operasi harus diinterpretasikan secara luas, sehingga tidak menimbulkan kesan bahwa pos operasi utama merupakan pos luar biasa. Sehingga penyajian laba rugi sebagai pos operasi dan non operasi dapat memberi kesan yang keliru tentang operasi utama, jadi jika pos non operasi tidak bersifat luar biasa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar